Selasa, 01 November 2011

Autobiografi





Sabar…bukan harus di tuliskan
Hanya ingin bernafas dengan kesabaran
Namun tak akan pernah lagi ku tulis angan
Letih aku berjalan dalam cerita cinta lamban

Sanggupkan aku
Mengutip waktu
Dalam kalimat syahdu
Berisi suara percakapan semu dulu
Mampuhkah kita
Menuliskan cerita di atas kanvas masa
Coretan perjalan berdua

Adakah kesabaran
Karena terhimpit benteng keterpaksaan
Bila ada…
Itu hanya dari sempitnya atmosphere jiwaku yang beku


Ku mohon…
Jangan lagi kau baca autobiografiku…
Cukup saja aku yang tahu…
Karena disana kau akan mendapatiku
Sebagai jiwa tanpa daya
Sebagai cerita tanpa bijaknya kata

Disana pula kau akan membaca berjuta puisi
Dengan meteri mati
Apakah kau masih akan tetap menghinaku
                                        Ketika kembali akidah dan keimananku
Diguncang pemberontakan terhadap takdirku
Putus asa dengan baik lebih mulia bagiku
Dari pada harus memaksamu untuk mempercayaiku


Ada ke konyolan pada karya kata-kata ku
Dengan memperdayakan raga sebagai tahanan cinta

Ada ketololan di atas kepalaku
Dengan membangun prediksi di atas rahasia Ilahi

Ada kenihilan dari fikirku…
Dengan membiarkan nalar membangun definisi tanpa arti

Sudahlah…
Sabar yang baik
Sabar dengan sadar
Sabar dengan radar hati yang benar
Allah akan mengusap luka pada pusat rasa
Mengganti tangis menjadi tawa
Mengganti bengis menjadi cinta
Bukankah
Telapak kaki yang melangkah di jalan Mu
Akan menyuburkan bumi dan mengharumkan arsy

Lalu biarkanlah autobiografiku
Menjadi karya sastra baru…
menjadi literatur semu…
Dan paradigma lalu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar