Selasa, 31 Mei 2011

Hit the Sky with Stone

Friday, August 20, 2010

7; 13 PM



Lama sekali jemariku ini tidak pernah lagi berceloteh tentang nasib, tentang takdir, tentang semua yang terjadi di bumi. 
Yang ada hanya sibuknya kaki dan raga,
menuntut sesuatu yang entah apa,tak mengerti sama sekali….
Hmm apa kau sadar ketika kau menulis tentang seseorang yang melempari langit dengan batu,
berharap takdir baiknya jatuh
hey tolol, itu kalimat terindah yang tak sengaja aku baca,
ya, aku sempat
berjabat erat dengan sekarat
 pernah tak ikhlas, ketika cobaan dengan lantang memukuliku tanpa belas kasihan…
 pernah menangis ketika cahaya mentari seolah menertawakan aku yang tengah beku
Saat itu persetan untukku,
ketika harus membuka mata dan bangun dari tidurku
rasanya muak sekali untuk melangkah dan pergi 
apalagi untuk menjalani hari
alergi dengan langkah kaki
mataku perih melihat siang yang gersang
 Mungkin saat itu melempari langit dengan batu adalah hal tolol yang tepat untuk aku lakukan
 berharap takdir baik itu jatuh dari langit.
Bahkan,
 aku lempari langit dengan butir-butir doa seseorang yang membenci dunia,
 yang berharap Tuhan angkat derajatnya
tapi sungguh..tak ada yang jatuh kecuali air hujan…
hujan yang membasahi jalan pulang
tapi sesaat ada yang jatuh ke dalam hatiku,
 hangat,
 bahkang lebih hangat dari pelukan ibuku, 
kau tau apa itu…?
itu adalah untaian kalimat Tuhan yang berbisik halus di bathinku yang hancur
Bisikan bahwa Dia mencintaiku dengan segala kekuranganku
Hmm…
tiba-tiba jalan pulangku menjadi lapang dan tenang…
setenang butir hujan yang pasrah terjatuh dimanapun,
bahkan dia lebih bahagia ketika jatuh di tanah yang gersang,
membagi kesejukan, menaruh kesuburan…