Air mataku bukan lagi embun
tapi nanah serupa getah dari kehidupan yang mentah...
Malamku bukan lagi bintang dan ketenangan, namun bak padang pasir berhawa panas dan arang beterbangan...
Sayangnya aku begitu mencintaimu, hingga api itu adalah salju
Aku serupa ratu, tapi begitu fakir untuk jiwaku...
Sayangnya aku begitu mencintaimu...
Tapi kita tak akan pernah bisa menyatu
karena engkau seribu dan aku satu, mengejarmu terlalu sulit untukku..
Aku manusia di persimpangan,
Sejuk dan gersang...
Di kasur yang sama kita pejam mata
Tapi tidurku bukan tidurmu,
Mimpi mu juga bukan mimpiku,
Lalu bangunmu juga bukan aku...
Aku terbit dan kau terbenam..
Lalu kapan kita sejalan
Bagai organ respirasi dan udara
saling membutuhkan
Tapi kau anggap aku debu yang selalu menyesakan
hingga aku enggan memaksakan
Daun yang sudah jatuh tak mungkin kembali hidup pada rantingnya...
Begitu pula aku yang tak ingin mengulang perjalanan cukup panjang
Dan kau berlalu tanpa pamit hari itu...
Membuat aku berkata di balik jendela..
Sayangnya aku terlalu mencintaimu dan
Sendiri membuatku jauh lebih baik dari pd berdua yang tak pernah satu....
Bintang itu benderang
Dan kau adalah malamku yang kelam..
Kisah kita adalah trauma yang bisu
Maka cintaku adalah air hujan yang membuatku demam dipersimpangan jalan...
Juara lirik nya
BalasHapus