Minggu, 22 Januari 2012

Kasian Pintu Kamarku


      asap rokokmu sudah berhenti aku hirup sayang,tak lagi sesak diparuku ketika ku duduk bersamamu, berhenti pula aku mengaduk kopi pahit tanpa gula. Candumu berhenti sayang, tapi kecanduanku membutuhkanmu sulit aku hentikan. Lelaki seperti ini rupanya, lelaki yang ditakdirkan Allah untuk aku cintai. Berwatak keras,  tapi seperti batu dalam aliran sungai pelangi dan aku nikmati walau terkadang aku terjatuh dalam keras kerikilnya.
       Aku menulis tanpa kau sebagai inspirasiku, sama saja dengan kopimu yang pahit. Terkadang aku tertawa sendiri di ruangan kita, kamar yang selalu menjadi tempat peristirahatan dari kelelahan, dari pertengkaran, di kamar ini kita berbaikan dan shalat berjamaah bukan. tapi aku kasihan pada pintu kamar ini, terkadang kau membantingnya terlalu keras jika marah, tapi aku senang jika kau membukanya kembali dengan ramah, memeluku yang tak mengubah posisi tubuhku, sayang minta maaf lah pada pintu!! Hehe…
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar